Menjalani Ramadhan 1443 H di Rutan Kelas IIb Rengat

Tahun ini merupakan tahun kedua aku menjalani ibadah puasa ramadhan dibalik jeruji besi rumah tahanan kelas IIb Rengat. Aku harus menjalani ibadah puasa tanpa ditemani istri dan anak-anakku dan orang2 yang aku cintai.

Terbersit rasa rindu yang sedemikian kuatnya untuk kembali menjalani ibadah puasa bersama orang-orang yang aku cintai. Namun rasa itu harus ku redam akibat hukuman yang aku terima saat ini sebagai narapidana. Aku harus sabar dan ikhlas menjalani semuanya dan berupaya memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik di masa yang akan datang.

Di satu sisi, ternyata ibadah puasa dibalik jeruji besi tidaklah sesulit yang dibayangkan dan penuh banyak hikmah, karena aku memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan ibadah tanpa disibukkan dengan aktifitas keduniawian yang kadangkala membuat terlena dan banyak godaan dalam menjalankan ibadah puasa. Walaupun tetap ada karena banyak dari para narapidana yang tidak menjalankan ibadah puasa karena masih tipisnya keimanan mereka, namun aku harus terbiasa dan membiasakan diri hidup bersama mereka yang tidak terlalu menyadari akan pentingnya ibadah di bulan ramadhan.

Aktifitas berbuka dan sahur selama di penjara ini harus dijalani apa adanya, walaupun menu yang disajikan tidak sesuai selera makan namun harus disantap dengan nikmat, supaya tetap kuat dalam menjalani ibadah puasa. Kalau ada uang sesekali membeli lauk tambahan di kantin agar menu sahur dan berbuka lebih enak. Namun apapun menunya tak ada kenikmatan sahur dan berbuka seperti saat masih bebas dan berkumpul bersama istri dan anak-anak.

Saat aku menulis ini, aku sudah menjalani beberapa hari puasa, tepatnya di hari ke 15, telah 2 minggu lebih puasa dijalani. Sesekali ora tuaku, papa, adikku dan istri mengirimkan makanan tambahan untuk hidangan berbuka dan sahur. Syukurlah petugas rutan masih memperbolehkan bagi napi untuk menerima kiriman makanan dari keluarga.

Ibadah sholat tarawih aku lakukan di kamar bersama beberapa orang teman napi yg jumlahnya tidak terlalu ramai, dari 28 orang napi, yang berminat untuk sholat tarawih bersama hanya sekitar 8-10 orang saja. Alhamdulillah aku dipercaya oleh teman2ku untuk menjadi imam dan memimpin mereka dalam sholat tarawih. Kami juga dapat melaksanakan sholat tarawih di masjid al hijrah rutan namun sesuai dengan jadwal giliran kamar yang telah ditetapkan oleh petugas rutan, tentunya Suasana tarawih di mesjid lebih khusyuk dilakukan.

Sebagai aktifitas rutin di bulan ramadhan ini, aku selalu berupaya menambah hafalan alquran, yang sampai dengan saat ini baru dapat diselesaikan kurang dari 2 juz hafalan, yaitu juz 30 dan sebagian surat di juz 29. Kegiatan murojaah dua juz hafalan tersebut masih terasa kurang sempurna aku lakukan, karena masih banyak surat-surat yg aku lupa bacaannya, namun aku berusaha agar hafalan dapat terus aku sempurnakan.

Semoga ibadah ramadhan dapat aku jalani dengan baik dan lancar walaupun berada dibalik penjara. Semoga hikmah dibalik ini semua adalah hikmah kebaikan dalam memperbaiki diri untuk masa yang akan datang dan mendapatkqn ganjaran pahala di sisi Allah SWT.. Amiin.

Pematang Reba, Minggu, 17 April 2022 / 15 Ramadhan 1443 H

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑